Sejarah awal berdirinya Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun pada tahun 1903 yaitu di dirikan dengan semboyan SEDULUR TUNGGAL KECER (STK) dikampung Tambak Gringsing, Surabaya oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo dengan nama kecilnya Mas Muhammad Masdan. Dengan nama permainan seni pencak silatnya adalah JOYO GENDILO dan hanya dengan 8 murid didahului oleh 2 saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung Ki Ngabehi Soerodwirjo) dan Kenevel Belanda. (sumber)
Pada tahun 1915 nama permainan seni pencak silatnya berubah menjadi JOYO GENDILO CIPTO MULYO. Organisasi itu mendapat hati di kalangan masyarakat pada tahun 1917 setelah melakukan demonstrasi pencak silat terbuka di alun kota Madiun dan menjadi populer di masyarakat karena memiliki gerakan unik penuh seni dan bertenaga. Pada tahun 1917 Ki Ngabehi Soerodwirjo mengganti nama Sedulur Tunggal Kecer menjadi PERSAUDARAAN SETIA HATI.
Baca juga sejah pencak silat:
Sejak tahun 1964, SH mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini tidak lain disebabkan keadaan yang sebagian besar saudara saudara SH sudah banyak yg lanjut usia, ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru. Banyak saudara SH yang sudah sepuh satu persatu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara SH dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan mengalami kepunahan.
Untuk menghindari hal tersebut serta untuk melestarikan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pada tanggal 15 Oktober 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak mengaktifkan kegiatan kegiatan Setia Hati. Karena aktif dalam bentuk organisasi dan sudah mendapat izin notaris, di dalam Setia Hati disisipkan kata Tunas Muda, yang artinya akan bersinar kembali. Pada akhirnya nama lengkapnya adalah Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun.
Pelajaran pencak silat yang diajarkan kepada para khadang SH Winongo adalah berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar) dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua dalam Persaudaraan “Setia Hati” Winongo. Dengan metode ini maka seluruh pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas-Tunas Muda yang dapat berhasil dengan sukses.
Baca juga :
Dengan meningkatkan latihan jasmani (pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.
Dalam penerimaan SH Tunas Muda harus dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada paksaan.
Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo selain di Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan silaturahmi saja. Seluruh saudara baru Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk menjadi saudara harus datang dan di Kecer di Madiun, Jawa Timur. Hal ini untuk menjaga kemurnian aliran Setia Hati dan itulah yang menjadikan ikatan persaudaraan menjadi sangat indah.
PSHW winongo, sejarah winongo, pencak silat madiun winongo, logo winongo, guru besar winongo, SH Winongo